Sabtu, 26 Desember 2009

Pengaruh Penggunaan Facebook bagi Remaja

Teknologi yang semakin berkembang pesat membuat banyak kemudahan bagi manusia. Salah satunya adalah kemudahan dalam hal berkomunikasi, mulai dari hp 3G sampai yang paling popular saat ini adalah situs jejaring sosial. Jejaring Sosial merupakan suatu layanan dari sebuah cakupan dari sistem software yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna yang lain dalam skala yang besar. Adapun karakteristik dari sebuah social software untuk jejaring sosial yaitu :

* Memiliki open APIs.

* Desain arsitektur yang berbasiskan service-oriented (SOA).

* kemampuan untuk upload data maupun media.

Pada dasarnya pembuatan dan perkembangan software sosial untuk Social Networking
antara lain adalah bertujuan atau bermanfaat untuk :

1. Untuk Kebutuhan

Software konvensional lebih ditekankan kepada perusahaan yang membutuhkan, sedangkan software sosial dapat diinisialisasi oleh konsumen (pemakai).

  1. Fokus

Pada software konvensional titik fokus ditujukan kepada sisi internal perusahaan, sedangkan software sosial bisa dikatakan menekankan pada sisi sosial atau eksternal,

  1. Tujuan

Maksud dari dibuatnya software konvensional adalah untuk mendapatkan keuntungan dan efesiensi serta produktifitas, sedangkan pada software sosial lebih diutamakan sisi emosional.

Akir-akhir ini perkembangan situs jejaring sosial berlangsung sangat pesat. Setelah launching Friendster.com, pada tahun 2003 muncullah MySpace.com yang juga menjadi satu dengan FOX Entertainment di Amerika Serikat yang menjadi situs jejaring sosial
terbesar di dunia hingga Juni 2006 dan diikuti dengan kemunculan Facebook th 2005. Dan saat ini yang paling popular di masyarakat terutama remaja adalah Facebook.

Hampir semua remaja mempunyai Facebook dan menjadi perbincangan yang sudah umum bagi remaja. Melalui Facebook remaja dapat dengan mudah berkomunikasi dengan teman-temannya baik teman yang mudah ditemuinya baik dirumah maupun di sekolah, mereka juga dapat menjalin hubungan dengan teman-teman yang jauh dan teman-teman lama yang sudah lama tidak dijumpai serta dapat menjalin pertemanan dengan orang-orang yang belum dikenalnya. Apapun itu, situs jejaring sosial seperti facebook dapat membuat kita berkomunikasi secara terbuka, dan tidak terbatas apapun itu dengan menggunakan teknologi internet, kita sudah dapat berkomunikasi dengan teman kita, atau kenalan baru.

Kemudahan yang disediakan oleh situs jejaring social yaitu Facebook adalah diantaranya yaitu :

1. Simple

Kita dengan mudah dapat melihat informasi, keadaan maupun profil tentang teman yang ada di Facebook tanpa harus bertanya dengan orang yang bersangkutan maupun dengan orang yang mengetahui tentang orang tersebut. Dan kita pun dapat berkomunikasi dengan mudah melalui obrolan di Facebook. Selain itu, Facebook juga dapat diakses melalui handphone.

2. Kecanduan

Seseorang yang sudah kecanduan Facebook akan sangat sering membuka Facebook walaupun hanya menulis status ataupun melihat status teman-temannya.

3. Anti Sosial

Seseorang yang sudah terbiasa berhubungan dengan orang lain melalui facebook akan lebih sering berkomunikasi dengan teman-temannya melalui facebook. Dan lebih memilih untuk bergaul melalui facebook.

Namun, dibalik semua kemudahan itu terdapat banyak sisi negative dan positif dari adanya Facebook yaitu

* Dampak Positif

1. Untuk Silaturahmi, antar teman lama, teman baru, dan keluarga.

2. Untuk menghimpun keluarga famili, saudara, kerabat yang tersebar,

3. Sebagai media diskusi, media dakwah, tukar informasi dan mengajak kebaikan.

4. Sebagai media iklan, baik ikan gratis dengan cara posting maupun iklan berbayar yang telah disediakan.

5. Sebagai media kampanye untuk pemenangan capres dan cawapres 2009.

6. Membangun komunitas kelompok tertentu, Sekolah tertentu, suku tertentu, agama tertentu, hoby tertentu.

7. Melatih berkomunikasi, melatih menulis, mengeluarkan pendapat, melatih berkomentar.

8. Untuk media menyimpan photo keluarga, photo kenangan dan video yang sekaligus bisa di share.

* Dampak Negatif

1. Mengurangi kinerja karena remaja yang bermain facebook pada saat sedang bekerja, pasti mengurangi waktu kerja.

2. Berkurangnya perhatian terhadap keluarga, ini terjadi karena orang tua semakin sedikit waktunya dengan anak-anak dan keluarga mereka karena Facebook.

3. Tergantikannya kehidupan sosial karena sebagian orang merasa cukup dengan berinteraksi lewat Facebook sehingga mengurangi frekuensi bertemu muka.

4. Batasan ranah pribadi dan sosial yang menjadi kabur, karena Dalam Facebook kita bebas menuliskan apa saja, sering kali tanpa sadar kita menuliskan hal yang seharusnya tidak disampaikan ke lingkup sosial.

5. Tersebarnya data penting yang tidak semestinya, seringkali pengguna Facebook tidak menyadari beberapa data penting yang tidak semestinya ditampilkan secara terbuka.

6. Pornografi, sebagaimana situs jejaring sosial lainnya tentu ada saja yang memanfaatkan situs semacam ini untuk kegiatan berbau pornografi.

7. Kesalahpahaman, seperti kasus pemecatan seorang karyawan gara-gara menulis yang tidak semestinya di facebook, juga terjadi penuntutan ke meja pengadilan gara-gara kesalahpahaman di Facebook.

Dari berbagai dampak yang telah dijelaskan di atas, semoga kita dapat lebih berhati-hati menggunakan facebook. Karena bagaimanapun, disadari ataupun tidak facebook merupakan salah satu yang dapat memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan remaja. Meski demikian, setiap pengaruh negative dari facebook dapat diminimalisir jika tiap individu terutama remaja dapat mengatur dan mengontrol penggunaan facebook dalam berkomunikasi.

Sumber :

http://lumansupra.wordpress.com/2009/03/24/dampak-situs-jejaring-sosial/

http://www.ubb.ac.id

Selasa, 15 Desember 2009

inTerViu

Interviu menjadi hal yang biasa ketika kita melamar kerja di sebuah perusahaan. Interviu juga menjadi salah satu factor yang menentukan seseorang diterima atau ditolak dari perusahaan tersebut. Banyak orang menganggap saat interviu merupakan saat-saat yang paling menegangkan dimana pelamar diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh pewawancara untuk menemukan kecocokan pribadi dan kompetensi seseorang dengan jabatan yang akan diisi. Setiap orang yang diinterviu pasti mengharapkan dia diterima di perusahaan tempatnya melamar tapi banyak juga yang harus kecewa karena mereka tidak memenuhi criteria perusahaan tersebut. Berikut tips menghadapi interviu :

* Rileks

Dengan rileks kita baru bisa menampilkan sisi terbaik kita. Bagaimana oerang lain bisa mengenal diri kita lebih jauh, bila kita tidak memperbolehkan orang lain untuk masuk ke diri kita lebih dalam. Orang yang rileks bisa menolak untuk melakukan hal yang melanggar norma dan prosedur tanpa harus berkonfrontasi. Orang yang rileks tetap berdisiplin dengan waktu dan bisa tertib mengatur busana sesuai keperluan tanpa perlu “ jaim “ berlebihan. Kondisi rileks dapat membuat seseorang mempunyai energy lebih untuk menahan diri bila merasa tersinggung dengan kata-kata atau ungkapan orang lain, sehingga tanpa terasa ia juga tampil sebagai orang yang terkontrol.

* Lapar dan Agresif

Banyak orang yang mencari kerja bersikap “ jaim “, menahan diri, takut salah dan terlalu berhati-hati. Justru karena ingin tampil sopan dan penuh aturan , kita jadi sulit untuk menangkap energy, semangat, agresivitas dan spirit individu. Padahal, energy adalah hal pertama yang ingin dilihat dan “ dibeli “ dari individu. Energy perlu kita genjot dengan senantiasa menyempatkan diri dengan menggali informasi baru, menangkap kesempatan baru, pekerjaan baru dan tugas baru. Sikap excited inilah yang perlu ditampilkan.

Tidak ada salahnya kita tampil sebagai orang yang menguatkan “ presence “ dan menyakini kesuksesan dan prestasi. Kita pun sah saja jika tidak menempatkan diri sebagai objek interviu tetapi mengambil sikap sebagai subyek yang berhak menggali informasi, menjawab pertanyaan dengan imajinasi masa depan yang terang serta membawa amanah profesi yang kuat.

* Jual Diri

Kita semua menyadari bahwa keahlian, ketrampilan dan kekuatan yang terlipat rapi di dalam diri kita, tidak selamanya bisa dipamerkan setiap saat. Sudah zamannya sekarang setiap orang apapun profesinya, sadar bahwa dirinyalah yang menjadi agen penjual bagi dirinya sendiri, bukan orang lain. Untuk membuat orang lain memahami kemampuan kita, kita perlu mampu menganyam prestasi keahlian kita dalam obrolan-obrolan yang ringan tetapi informatif.

Sumber : Savitri, S & Rachman, E. 2009. Kompas edisi sabtu, 28 November 2009.

Komponen Dasar Penentuan Produktivitas Kerja


a. Tujuan Organisasi

Siapapun akan mengakui bahwa suatu organisasi didirikan atau diciptakan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan maksud untuk menggunakannya sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu. Dilihat dari sudut perspektif waktu, tujuan dapat dikategorikan sebagai tujuan akhir dan tujuan antara.

Para pakar pada umumnya sependapat bahwa tujuan akhir merupakan titik kulminasi ke arah mana organisasi akan dibawa dan berperan sebagai “ kartika penuntun “ bagi organisasi dalam menyelenggarakan berbagi fungsi dan kegiatannya. Ciri-ciri pokoknya yaitu ;

1. Sifat idealistic karena menggambarkan kondisi “ sempurna “ bagi organisasi di masa yang akan datang.

2. Tidak ada prediksi yang tepat tentang bilamana “ kondisi sempurna “ itu akan dicapai sehingga biasanya waktu pencapaiannya hanya dikatakan “ satu kali kelak “.

3. Wujud tujuan akhir itu masih abstrak karena memang mustahil dinyatakan secara konkret.

4. Ukuran hasil yang kelak diharapkan akan diperoleh masih dinyatakan secara kualitatif dan bukan kuantitatif.

Yang mutlak harus terjadi adalah bahwa semua menerima tujuan tersebut sebagai sesuatu yang wajar, layak dan pantas untuk dicapai. Dengan demikian, para pelaku akan bersedia terlibat dalam membuat komitmen yang lebih besar ke arah keberhasilan organisasi, termasuk di dalamnya peningkatan produktivitas kerja.

b. Perumusan Visi dan Misi

Dalam rangka pencapaian tujuan akhir, manajemen mutlak perlu menyatakan arah yang akan ditempuh oleh organisasi sehingga terwujud sesuatu keadaan yang diinginkan pada suatu waktu tertentu di masa depan. Dengan kata lain manajemen perlu menyatakan pandangannya secara eksplisit tentang bentuk masa depan organisasi yang dikehendakinya atau disebut juga visi.

Selain itu, perlu diambil langkah-langkah sosialisasi yang komperhensif dan mantap sehingga visi dimaksud bukan hanya sekadar pernyataan kebijaksanaan oleh manajemen, melainkan menjadi “ milik “ setiap orang dalam organisasi. Jika proses sosialisasi berhasil, pada gilirannya akan timbul aktualisasi dan personalisasi. Aktualisasi adalah kesediaan para anggota organisasi untuk menerjemahkan visi tersebut ke dalam tindakan operasional sehari-hari yang secara bertahap mendekatkan organisasi pada “ posisi “ organisasi menurut visi yang telah ditetapkan itu. Sedangkan personalisasi adalah bahwa setiap orang dalam organisasi menghayati dan menerima visi tersebut seolah-olah dia sendiri yang menentukannya dan bukan sekadar merupakan perintah yang dating dari eselon yang lebih tinggi dalam hierarki organisasi.

Atas dasar rumusan visi itulah misi organisasi ditentukan. Yang dimaksud dengan misi adalah sesuatu yang harus diemban oleh semua komponen organisasi berupa kegiatan pokok yang kesemuanya dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian jelas, bahwa visi dan misi harus mempunyai keterkaitan kuat dan relevansi yang tinggi dengan tujuan yang ingin dicapai.

c. Penentuan Strategi Organisasi

Strategi merupakan kiat yang diterapkan biasanya oleh manajemen puncak untuk memenangkan “ peperangan “ yang melibatkan organisasi. Dalam dunia bisnis, lumrah untuk mengatakan bahwa strategi merupakan pernyataan umum oleh manajemen puncak tentang kegiatan bisnis apa yang dilakukan organisasi sekarang, dan dalam bisnis apa organisasi ingin bergerak di masa depan.

Dengan pemahaman yang tepat tentang pentingnya strategi dalam menjalankan roda organisasi, berbagai manajemen harus memiliki kemampuan untuk menetapkan strategi pada tingkatan masing-masing. Dalam suatu organisasi bisnis, misalnya harus dirumuskan dan ditetapkan suatu strategi fungsional bagi semua komponen organisasi, seperti diuraikan berikut :

1. Strategi di Bidang Produksi

Harus ditetapkan, apakah perusahaan akan mengandalkan satu produk unggulan tertentu yang memiliki keunggulan kompetitif, atau meluncurkan produk baru, atau melakukan diversifikasi produk. Pilihan yang dipilih sangat bergantung pada kompetensi pokok (core competence) yang dimiliki perusahaan.

2. Strategi di Bidang Pemasaran

Strategi pemasaran harus menggambarkan apakah perusahaan sudah puas untuk sekadar mempertahankan pangsa pasar yang sudah dikuasai, atau mau memperbesar pangsa pasar tersebut. Hal lain, yang perlu ditetapkan dalam strategi pemasaran adalah apakah produk yang dipasarkan untuk pelanggan umum atau hanya untuk segmen tertentu yang dalam banyak hal bersifat ekslusif.

3. Strategi Promosi

Bentuk strategi promosi sangat ditentukan oleh strategi pemasaran. Salah satu kegiatan promosi yang harus ditentukan dalam strategi ini adalah pemilihan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai media promosi, seperti media cetak, media audio, media visual, media audio visual dan sebagainya. Berbagai factor yang harus dipertimbangkan antara lain ialah efektivitas promosi, teknik-teknik promosi, jangka waktu, biaya, dan ketersediaan para petugas layanan pelanggan (customers service) yang andal dan mampu melaksanakan tugas promosionalnya secara professional.

4. Strategi di Bidang Keuangan

Berbagai aspek strategi di bidang keuangan antara lain ialah investasi, go public atau tidak, nilai saham, tingkat keuntungan dari hasil penjualan produk, perbandingan antara kekayaan perusahaan dengan kewajibannya.

5. Strategi Fungsional Lainnya yang Diperlukan

Menyangkut berbagai segi akuntansi termasuk di dalamnya norma-norma dan standar akunting yang akan diterapkan, system pelaporan, system audit, keterlibatan akuntan publik, dan hal-hal lain yang memungkinkan penciptaan dan pemeliharaan informasi finansial secara benar, jujur, dan transparan.

6. Strategi di Bidang Sumber Daya Manusia

Mengingat teramat pentingnya fungsi dan peran sumber daya manusia dalam organisasi, strategi yang tepat dalam bidang ini sangat penting dan harus mencakup seluruh fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, mulai dari perencanaan ketenagakerjaan hingga pemensiunan.

Yang tidak kalah pentingnya untuk dirumuskan dan ditetapkan dengan tepet ialah strategi operasional (operational strategy). Dikatakan demikian karena pada analisis terakhir, tepat tidaknya berbagai tingkat strategi dirumuskan dan ditetapkan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi, di sini semua kegiatan organisasional akan diuji dalam pelaksanaannya.

d. Pemanfaatan Teknologi dan Produktivitas Kerja

Dimana penggunaan teknologi harus tepat guna dan pada waktu yang bersamaan mengambil langkah-langkah “ kuratif “. Dengan demikian, mereka mempunyai keterampilan baru yang dapat dimanfaatkan oleh komponen lain dalam organisasi. Dengan demikian, maksud meningkatkan produktivitas kerja dapat dicapai tanpa mengorbankan harapan, cita-cita dan keinginan sebagian sumber daya manusia yang terdapat di dalamnya.

Sumber : Siagian, P. S. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : PT. Rineka Cipta.