1. Pengertian Frustasi
Frustasi ialah keadaan dimana satu kebutuhan tidak bisa dipenuhi, tujuan tidak bisa tercapai. Frustasi ini juga bisa menimbulkan dua kelompok diantaranya bisa menimbulkan situasi yang menguntungkan (positif) dan sebaliknya juga mengakibatkan timbulnya situasi yang destruktif merusak (negatif).
a. Reaksi-reaksi Frustasi yang Sifatnya Positif
1. Mobilitas dan Penambahan Aktifitas
Misalnya karena mendapat rintangan dalam usahanya, maka terjadilah pemanggilan rangsangan untuk memperbesar energi, potensi, kapasitas, sarana, keuletan dan keberanian untuk mengatasi semua kesulitan. Dengan demikian, akan menjadi stimulus untuk memobilisir energy dan tenaga sampai mampu menghadapi setiap rintangan.
2. Besinnung (berfikir secara mendalam disertai dengan wawasan jernih)
Setiap frustasi memang memberikan masalah, maka dari itu kejadian ini memaksa orang untuk melihat realitas dengan mengambil satu jarak untuk berfikir lebih objektif dan lebih mendalam agar dapat mencari alternative penyelesaian lain.
3. Regignation (tawakal, pasrah pada Tuhan)
Menerima situasi atau kesulitan yang dihadapi dengan sikap yang rasional dan sikap yang ilmiah.
4. Membuat dinamika nyata suatu kebutuhan
Kebutuhan-kebutuhan bisa hilang dengan sendirinya karena sudah tidak diperlukan oleh seseorang dan sudah tidak sesuai lagi dengan kecenderungan serta aspirasi pribadi.
5. Kompensasi atau subsitusi dari tujuan
Kompensasi adalah usaha untuk mengimbangi kegagalan dan kekalahan dalam satu bidang, tapi sukses dan menang di bidang lainnya.
6. Sublimasi
Sublimasi yaitu usaha untuk mengganti kecenderungan egoistic, nafsu seks animalistic, dorongan-dorongan biologis primitive dan aspirasi social yang tidak sehat dalam bentuk tingkah laku terpuji yang bisa diterima di masyarakat.
b. Reaksi-reaksi Frustasi yang Sifatnya Negatif
Reaksi negative sangat merugikan pribadi. Bentuk-bentuk reaksi negative dan penyelesaian yang tidak nyata dan tidak menguntungkan dikenal dengan istilah escape mechanism (mekanisme penghindaran atau pelarian diri) atau defence mechanism (mekanisme pertahanan diri). Bentuk reaksi negatif antara lain :
1. Agresi
Yaitu kemarahan yang meluap-luap dan mengadakan penyerangan kasar karena seseorang mengalami kegagalan. Agresi ini sangat mengganggu fungsi intelegensi sehingga harga dirinya merosot.
2. Regresi
Yaitu kembalinya individu pada pola-pola primitive dan kekanak-kanakan.
3. Fixatie
Merupakan suatu respon individu yang selalu melakukan sesuatu yang bentuknya stereotipe, yaitu selalu memakai cara yang sama.
4. Pendesakan dan Komplek-komplek Terdekat
Pendesakan yaitu usaha untuk menghilangkan atau menekan ketidaksadaran beberapa kebutuhan, pikiran-pikiran yang jahat, nafsu-nafsu dan perasaan yang negative. Karena didesak oleh oleh keadaan yang tidak sadar maka terjadilah kompleks-kompleks terdesak yang sering mengganggu ketenangan bathin yang berupa mimpi-mimpi yang menakutkan, halusinasi, delusi, ilusi, salah baca dan lain-lain.
5. Rasionalisme
Yaitu cara untuk menolong diri secara tidak wajar atau taktik pembenaran diri dengan jalan membuat sesuatu yang tidak rasional dengan tidak menyenangkan.
6. Proyeksi
Proyeksi adalah usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan-kelemahan sikap diri yang negative pada orang lain.
7. Teknik Anggur Masam
Usaha memberikan atribut yang jelek atau negatif pada tujuan yang bisa dicapainya.
8. Teknik Jeruk Manis
Adalah usaha memberikan atribut-atribuut yang bagus dan unggul pada semua kegagalan, kelemahan dan kekurangan sendiri.
9. Identifikasi
Adalah usaha menyamakan diri sendiri dengan orang lain. Misalnya mengidentifikasi diri dengan bintang film tenar, professor dan lain-lain. Semua ini bertujuan untuk memberikan keputusan semu pada dirinya.
10. Narsisme
Adalah perasaan superior, merasa dirinya penting dan disertai dengan cinta diri patologis dan berlebih-lebihan. Orang ini sangat egoistis dan tidak pernah perduli pada dunia luar.
11. Autisme
Adalah gejala menutup diri secara total dari dunia nyata dan tidak mau berkomunikasi lagi dengan dunia luar yang dianggap kotor dan jahat, penuh kepalsuan dan menggandung bahaya yang mengerikan.
Sumber : Ardani, A. T., Rahayu, T. I., Sholichatun, Y. 2007. Psikologi Klinis. Jakarta : Graha Ilmu.
sangat memberikan masukan buat saya,, terimakasi ..sumpahh yehhh bagus bngt
BalasHapus