Selasa, 15 Desember 2009

Komponen Dasar Penentuan Produktivitas Kerja


a. Tujuan Organisasi

Siapapun akan mengakui bahwa suatu organisasi didirikan atau diciptakan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan maksud untuk menggunakannya sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu. Dilihat dari sudut perspektif waktu, tujuan dapat dikategorikan sebagai tujuan akhir dan tujuan antara.

Para pakar pada umumnya sependapat bahwa tujuan akhir merupakan titik kulminasi ke arah mana organisasi akan dibawa dan berperan sebagai “ kartika penuntun “ bagi organisasi dalam menyelenggarakan berbagi fungsi dan kegiatannya. Ciri-ciri pokoknya yaitu ;

1. Sifat idealistic karena menggambarkan kondisi “ sempurna “ bagi organisasi di masa yang akan datang.

2. Tidak ada prediksi yang tepat tentang bilamana “ kondisi sempurna “ itu akan dicapai sehingga biasanya waktu pencapaiannya hanya dikatakan “ satu kali kelak “.

3. Wujud tujuan akhir itu masih abstrak karena memang mustahil dinyatakan secara konkret.

4. Ukuran hasil yang kelak diharapkan akan diperoleh masih dinyatakan secara kualitatif dan bukan kuantitatif.

Yang mutlak harus terjadi adalah bahwa semua menerima tujuan tersebut sebagai sesuatu yang wajar, layak dan pantas untuk dicapai. Dengan demikian, para pelaku akan bersedia terlibat dalam membuat komitmen yang lebih besar ke arah keberhasilan organisasi, termasuk di dalamnya peningkatan produktivitas kerja.

b. Perumusan Visi dan Misi

Dalam rangka pencapaian tujuan akhir, manajemen mutlak perlu menyatakan arah yang akan ditempuh oleh organisasi sehingga terwujud sesuatu keadaan yang diinginkan pada suatu waktu tertentu di masa depan. Dengan kata lain manajemen perlu menyatakan pandangannya secara eksplisit tentang bentuk masa depan organisasi yang dikehendakinya atau disebut juga visi.

Selain itu, perlu diambil langkah-langkah sosialisasi yang komperhensif dan mantap sehingga visi dimaksud bukan hanya sekadar pernyataan kebijaksanaan oleh manajemen, melainkan menjadi “ milik “ setiap orang dalam organisasi. Jika proses sosialisasi berhasil, pada gilirannya akan timbul aktualisasi dan personalisasi. Aktualisasi adalah kesediaan para anggota organisasi untuk menerjemahkan visi tersebut ke dalam tindakan operasional sehari-hari yang secara bertahap mendekatkan organisasi pada “ posisi “ organisasi menurut visi yang telah ditetapkan itu. Sedangkan personalisasi adalah bahwa setiap orang dalam organisasi menghayati dan menerima visi tersebut seolah-olah dia sendiri yang menentukannya dan bukan sekadar merupakan perintah yang dating dari eselon yang lebih tinggi dalam hierarki organisasi.

Atas dasar rumusan visi itulah misi organisasi ditentukan. Yang dimaksud dengan misi adalah sesuatu yang harus diemban oleh semua komponen organisasi berupa kegiatan pokok yang kesemuanya dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian jelas, bahwa visi dan misi harus mempunyai keterkaitan kuat dan relevansi yang tinggi dengan tujuan yang ingin dicapai.

c. Penentuan Strategi Organisasi

Strategi merupakan kiat yang diterapkan biasanya oleh manajemen puncak untuk memenangkan “ peperangan “ yang melibatkan organisasi. Dalam dunia bisnis, lumrah untuk mengatakan bahwa strategi merupakan pernyataan umum oleh manajemen puncak tentang kegiatan bisnis apa yang dilakukan organisasi sekarang, dan dalam bisnis apa organisasi ingin bergerak di masa depan.

Dengan pemahaman yang tepat tentang pentingnya strategi dalam menjalankan roda organisasi, berbagai manajemen harus memiliki kemampuan untuk menetapkan strategi pada tingkatan masing-masing. Dalam suatu organisasi bisnis, misalnya harus dirumuskan dan ditetapkan suatu strategi fungsional bagi semua komponen organisasi, seperti diuraikan berikut :

1. Strategi di Bidang Produksi

Harus ditetapkan, apakah perusahaan akan mengandalkan satu produk unggulan tertentu yang memiliki keunggulan kompetitif, atau meluncurkan produk baru, atau melakukan diversifikasi produk. Pilihan yang dipilih sangat bergantung pada kompetensi pokok (core competence) yang dimiliki perusahaan.

2. Strategi di Bidang Pemasaran

Strategi pemasaran harus menggambarkan apakah perusahaan sudah puas untuk sekadar mempertahankan pangsa pasar yang sudah dikuasai, atau mau memperbesar pangsa pasar tersebut. Hal lain, yang perlu ditetapkan dalam strategi pemasaran adalah apakah produk yang dipasarkan untuk pelanggan umum atau hanya untuk segmen tertentu yang dalam banyak hal bersifat ekslusif.

3. Strategi Promosi

Bentuk strategi promosi sangat ditentukan oleh strategi pemasaran. Salah satu kegiatan promosi yang harus ditentukan dalam strategi ini adalah pemilihan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai media promosi, seperti media cetak, media audio, media visual, media audio visual dan sebagainya. Berbagai factor yang harus dipertimbangkan antara lain ialah efektivitas promosi, teknik-teknik promosi, jangka waktu, biaya, dan ketersediaan para petugas layanan pelanggan (customers service) yang andal dan mampu melaksanakan tugas promosionalnya secara professional.

4. Strategi di Bidang Keuangan

Berbagai aspek strategi di bidang keuangan antara lain ialah investasi, go public atau tidak, nilai saham, tingkat keuntungan dari hasil penjualan produk, perbandingan antara kekayaan perusahaan dengan kewajibannya.

5. Strategi Fungsional Lainnya yang Diperlukan

Menyangkut berbagai segi akuntansi termasuk di dalamnya norma-norma dan standar akunting yang akan diterapkan, system pelaporan, system audit, keterlibatan akuntan publik, dan hal-hal lain yang memungkinkan penciptaan dan pemeliharaan informasi finansial secara benar, jujur, dan transparan.

6. Strategi di Bidang Sumber Daya Manusia

Mengingat teramat pentingnya fungsi dan peran sumber daya manusia dalam organisasi, strategi yang tepat dalam bidang ini sangat penting dan harus mencakup seluruh fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, mulai dari perencanaan ketenagakerjaan hingga pemensiunan.

Yang tidak kalah pentingnya untuk dirumuskan dan ditetapkan dengan tepet ialah strategi operasional (operational strategy). Dikatakan demikian karena pada analisis terakhir, tepat tidaknya berbagai tingkat strategi dirumuskan dan ditetapkan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi, di sini semua kegiatan organisasional akan diuji dalam pelaksanaannya.

d. Pemanfaatan Teknologi dan Produktivitas Kerja

Dimana penggunaan teknologi harus tepat guna dan pada waktu yang bersamaan mengambil langkah-langkah “ kuratif “. Dengan demikian, mereka mempunyai keterampilan baru yang dapat dimanfaatkan oleh komponen lain dalam organisasi. Dengan demikian, maksud meningkatkan produktivitas kerja dapat dicapai tanpa mengorbankan harapan, cita-cita dan keinginan sebagian sumber daya manusia yang terdapat di dalamnya.

Sumber : Siagian, P. S. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : PT. Rineka Cipta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar