Minggu, 28 Maret 2010

Kreativitas

A. Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan pekerjaan yang baru dan tepat guna. Selain itu, kreativitas merupakan suatu hal yang penting baik ditinjau dari aspek individual maupun sosial, dan dapat dimunculkan dengan mempelajari karya cipta yang sudah ada sebelumnya., untuk kemudian diperbaharui sehingga menghasilkan karya cipta baru (Stenberg dalam Wicaksono, 2009)

Pendapat lain mengenai kraeativitas adalah kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim, memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusi-solusi baru atau gagasan-gagasan baru, yang menunjukkan kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir (Munandar dalam Wicaksono, 2009)

Proses pembelajaran kreativitas pada dasarnya adalah untuk mengembangkan berbagai alternative pemikiran atau cara dalam mengatasi berbagai permasalahan sesuai dengan apa yang ada dibenaknya.

Perkembangan kreativitas bukan hanya dipengaruhi oleh lingkungan psikis saja, tetapi lingkungan fisik juga memiliki andil yang cukup besar.

Kreativitas merupakan ranah psikologis yang kompleks dan multidimensional (Supriadi dalam Sari, 2005). Kreativitas merupakan proses mental yang unik, suatu proses yang semata-mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan orisinal (Sari, 2005).

B. Aspek Konsep Kreativitas

Sehubungan dengan pengembangan kreativitas, terdapat empat aspek konsep kreativitas (Rhodes, dalam Sari 2005) diistilahkan sebagai “ Four P’s of Creativity: Person, Process, Press, Product”. Munandar (dalam Sari, 2005) menguraikan definisi tentang kreativitas berdasarkan empat P yaitu :

1. Pribadi (Person)

Bahwa setiap anak adalah pribadi unik dan kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan pribadi individu.

2. Proses (Process)

Kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau untuk menemukan hubungan-hubungan baru antara unsure-unsur yang sudah ada sebelumnya dalam mencari jawaban baru terhadap suatu masalah, merupakan manisfestasi dari kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas pemikiran anak.

  1. Pendorong (Press)

Kreativitas dapat berkembang jika ada “press” atau pendorong, baik dari dalam (dorongan internal, keinginan, motivasi atau hasrat yang kuat dari diri sendiri) untuk berkreasi, maupun dari luar, yaitu lingkungan yang memupuk dan mendorong pikiran, perasaan, sikap dan perilaku anak yang kreatif dengan memberikan peluang kepada anak untuk bersibuk diri secara kreatif.

  1. Produk (Product)

Bahwa produk-produk kreativitas yang konstruktif pasti akan muncul, karena produk kreativitas muncul dari proses interaksi dari keunikan individu di satu pihak dan bahan, kejadian, orang-orang atau keadaan hidupnya (factor lingkungan di lain pihak).

5. Tahap-Tahap dalam Kreativitas

Wallas (dalam Ali dan Asrori, 2008) mengemukakan empat tahap proses kreatif, yaitu :

1. Persiapan (Preparation)

Pada tahap ini, individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Individu mencoba memikirkan berbagai alternatif pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Individu mencoba memikirkan berbagai alternatif pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah itu. Namun, pada tahap ini belum ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai alternatif pemecahan masalah. Pada tahap ini masih sangat diperlukan pengembangan kemampuan berfikir divergen.

2. Inkubasi (Incubation)

Pada tahap ini, proses pemecahan masalah “dierami” dalam alam prasadar, individu seakan-akan melupakannya. Jadi, pada tahap ini individu seolah-olah melepaskan diri untuk sementara waktu dari masalah yang dihadapinya, dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar melainkan “mengendapkannya” dalam alam prasadar. Proses inkubasi ini dapat berlangsung lama (berhari-hari atau bahkan bertahun-tahun) dan bisa juga sebentar (beberapa jam saja) sampai kemudian timbul inspirasi atau gagasan untuk pemecahan masalah.

3. Iluminasi (Illumination)

Tahap ini disebut sebagai tahap timbulnya insight. Pada tahap ini sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru serta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. Ini timbul setelah diendapkan dalam waktu yang lama atau bisa juga sebentar pada tahap inkubasi.

4. Verifikasi (Verification)

Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta menghadapkannya kepada realitas. Pada tahap ini pemikiran divergen harus diikuti dengan pemikiran konvergen. Pemikiran dan sikap spontan harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. Penerimaan secara total harus diikuti oleh kritik. Firasat harus diikuti oleh pemikiran logis. Keberanian harus diikuti oleh sikap hati-hati. Imajinasi harus diikuti oleh pengujian terhadap realitas.

Sumber :

1. Ali, M & Asrori, M. (2008). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Cetakan keempat. Jakarta. PT. Bumi Aksara

2. Sari, M. S. (2005). Peran ruang dalam menunjang perkembangan kreativitas anak. Jurnal Dimensi Interior. Vol. 3. No. 1. Hal. 80-94

Tidak ada komentar:

Posting Komentar