Jumat, 01 Januari 2010

VARIABEL


1. PENDAHULUAN

Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasikan dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan bergantung dari luas serta sempitnya penelitian yang akan dilakukan.

Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya mudah diketahui karena dapat dilihat ataupun divisualisasi. Tetapi, variabel-variabel dalam ilmu sosial, sifatnya lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara realita. Variabel-variabel yang berasal dari konsep yang perlu diperjelas diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan dipergunakan secara operasional.

Alat pengukur yang tepat untuk mengukur variabel dan konsep sangat penting artinya. Dengan adanya alat ukur yang tepat, peneliti dapat menghubungkan suatu konsep yang abstrak dengan realita dan dapat merumuskan serta menguji hipotesis tanpa memperoleh kesulitan. Masalah pengukuran memegang peranan penting, terlebih dalam ilmu-ilmu social, karena variable atau konsep yang dibentuk tidak dapat diraba serta dimensinya tidak dapat dilihat dengan nyata.

Dengan menggunakan ukuran-ukuran yang cocok untuk suatu konsep atau variabel, maka dalam ilmu-ilmu sosial konsep yang berbentuk kualitatif perlu diberikan ciri kuantitatif dengan membuat skala. Dengan kata lain, skala diperlukan untuk mengubah atribut dengan ciri kuantitatif ke dalam bentuk variabel yang sifatnya kuantitatif.

Karena banyak variabel atau konsep dalam ilmu-ilmu sosial yang mempunyai dimensi lebih dari satu. Maka perlu diuraikan lebih dahulu dimensi-dimensi yang dimiliki konsep tersebut. Kemudian barulah dipilih cara pengukuran unit ukuran serta validitas dan realibilitas dari alat pengukur yang digunakan.

2. KONSEP , KONTRAK , VARIABEL

Konsep penggambaran suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat generalilsasi terhadap suatu yang khas. Berat, misalnya adalah suatu konsep yang menyatakan berbagai pengamatan dari suatu objeck yang cirinya ringan atau tidak ringan.

Umumnya konsep dibuat dan dihasilkan oleh ilmuan secara sadar untuk keperluan yang khas dan tertentu. Konsep yang seperti ini dinamakan kontrak. Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Badan, misalnya, adalah konsep dan bukan variabel karena badan tersebut tidak mempunyai keragaman nilai. berat badan adalah variabel. Berat badan adalah variabel karena ada keragaman nilai. Seks adalah variabel dan mempunyai dan keragaman yaitu laki-laki dan perempuan.

Konsep diubah menjadi variabel caranya dengan memusatkan pada aspek tertentu dari variabel itu sendiri. Misalnya konsep perilaku kontrasepsi dapat diubah menjadi variabel kegunaan kontrasepsi.Variabel dibagi menjadi dua yaitu variabel kontinu dan variabel descrete. Variabel dapat juga dibagi sebagai variabel dependen dan variabel bebas. Variabel juga dapat dilihat sebagai variabel aktif dan variabel atribut.

  1. Variabel Kontinu

Variabel kontinu adalah variabel yang dapat nilainya dalam jarak tertentu dengan desimal yang tidak terbatas. Contohnya adalah berat, tinggi, luas, dan lain-lain.

  1. Variabel Descrete

Variabel descrete adalah konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau decimal di belakang koma. Jika hanya mempunyai dua kategori saja dinamakan variabel dikhotom. Misalnya adalah jenis kelamin, status perkawinan, dan lain-lain. Jika ada lebih dari dua kategori disebut juga variabel politom, misalnya tingkat pendidikan.

  1. Variabel Dependen dan Variabel Bebas

Dalam hal terdapat hubungan antara dua variabel misalnya antara variabel Y dan X maka jika variabel Y disebabkan olah variabel X, maka variabel Y dinamakan variabel dependen dan variabel X adalah variabel bebas.

Variabel bebas adalah antecendent dan variabel dependen adalah konsekuensi. Variabel yang tergantung atas variabel lain dinamakan variabel dependen. Contoh jika dipikirkan ada hubungan antara konsumsi dan pendapatan, dimana dengan bertambahnya pendapatan, konsumsi adalah variabel dependen dan pendapatan adalah variabel bebas.

  1. Variabel Moderator dan Variabel Random

Hubungan antara variabel, biasanya terdapat sebuah variabel dependen dan beberapa variabel bebas, dan semua variabel bebas telah diperkirakan dalam membuat hubungan tersebut. Jika Y adalah variabel dependen dan variabel tergantung dari 4 buah variabel bebas, X1, X2, X3, dan X4, maka fungsinya adalah Y = f (X1, X2, X3, dan X4).

Di samping variabel-variabel tertentu yang nyata-nyata mempengaruhi variabel dependen, masih terdapat berjenis-jenis variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan hubungan di atas. Variabel ini dinamakan variabel random, dan pengaruhnya dapat diihat berdasarkan error yang timbul yang mengadakan estimasi. Pada hubungan-hubungan yang stokhastik, variabel random ini selalu diestimasikan sebagai pertinggalan dari estimesi variabel-variabel independent terhadap variabel dependen.

  1. Variabel Aktif

Variabel aktif adalah variabel dimanipulasikan oleh peneliti. Jika seorang peneliti memanipulasikan metode mengajar, cara menghukum mahasiswa, maka metode mengajar cara menghukum, adalah variabel-variabel aktif, karena variabel ini dapat dimanipulasikan.

  1. Variabel Atribut

Variabel-variabel yang tidak dapat dimanipulasikan dinamakan variabel atribut, variabel-variabel atribut umumnya adalah karakteristik manusia seperti inelegensia, jenis kelamin, status sosial, pendidikan, sikap, dan juga variabel-variabel yang merupakan objek inanimate (inanimate objects) seperti populasi, rumah tangga, daerah geografis, dan sebagainya.

3. MENDEFINISIKAN VARIABEL

Dalam ilmu-ilmu natura, variabel-vaiabel yang digunakan umumnya nyata dapat dimengerti, diraba, dan dapat dilihat sehingga menimbulkan keraguan akan makna. Ada dua cara dalam mendefinisikan variabel. Pertama, suatu kontrak didefinisikan dengan kontrak yang lain. Kedua dinyatakan kegiatan yang ditimbulkannya, perilaku yang dihasilkannya, atau dengan sifat yang dapat diimplikasikan.

Definisi terhadap variabel menurut caranya ada dua yaitu :

  1. Definisi Konstitutif

Definisi konstitutif adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu konstrak dengan menggunakan konstrak yang lain. Misalnya: area (luas sebidang tanah) dan berat.

  1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan. Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasianal yang diukur (measured), ataupun definisi operasional eksperimental. Definisi operasional yang diukur memberikan gambaran bagaimana variabel atau konstrak tersebut diukur. Misalnya kemampuan.

Definisi operasional eksperimental adalah mendefinisikan variabel dengan keterangan-keterangan percobaan yang dilakukan terhadap variabel atau konstrak tersebut. Misalnya definisi yang diberikn terhadap frustasi.

Dapat disimpulkan bahwa tedapat tiga pola dalam mendefinisikan operasional yaitu;

a) Definisi yang disusun dasar kegiatan lain yang terjadi yang harus dilakukan atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh kontrak yang didefinisikan.

b) Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasikannya hal-hal yang didefinisikan.

c) Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul.

Definisi terhadap kontrak menurut pola pertama yaitu definisi yang dibuat berdasarkan kegiatan lain yang terjadi atau kegiatan yang harus dilakukan atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh kontrak yang didefinisikan dapat dijelaskan dengan contoh berikut:

“ Kenyang adalah suatu keadaan yang timbul dalam individu setelah ia diberi makan secukupnya dengan interval selama 4jam. “

Contoh definisi operasional pola kedua yaitu definisi yang disusun berdasarkan sifat atau atas cara bekerjanya hal yang didefinisikan adalah sebagai berikut:

“ Bodoh adalah seseorang yang rendah kemampuannya baik dalam memecahkan soal, bilangan, dan bahasa. “

Contoh definisi operasional lain dari variabel atau kontrak pola ketiga yaitu dibuat berdasarkan yang nampak atau dimunculkan sebagai berikut :

“ Ekstraversi adalah kecenderungan seseorang yang lebih menyukai berada dalam suatu kelompok daripada menyendiri.”



Sumber : Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar