Rabu, 17 Februari 2010

Istilah – Istilah di Bulan Shafar

Bulan Shafar dianggap oleh sebagian orang sebagai bulan penuh kesialan sementara Rasulullah SAW menyebutkan bahwa bulan shafar adalah Shafar al-Khair, bulan yang penuh kebaikan. Berikut merupakan istilah di bulan shafar :

§ ‘ Adwa

Artinya wabah. Adanya keyakinan masyarakat Jahiliyah bahwa wabah itu berpindah-pindah secara sendirinya dan menyebar di kampung pada bulan shafar.

§ Hamah

Burung Hantu, orang arab Jahiliyah berkeyakinan apabila burung hantu hinggap di salah satu rumah, di rumah tersebut aka nada musibah atau kematian, baik orang di rumah tersebut maupun kerabatnya. Keyakinan lainnya, burung hantu tersebut adalah jelmaan ruh orang yang ttelah meninggal.

Keyakinan tersebut ditiadakan oleh Islam, karena keberuntungan dan kesialan datangnya dari Allah dan sesuai dengan kehendak-Nya.

§ Shafar

Shafar berasal dari kata shafara, yang berarti kosong. Penamaan ini berkaitan dengan peristiwa yang sering kali terjadi di zaman jahiliyah pada bulan yang dimaksud, yaitu ketika satu kaum melakukan penyerangan ke kampung kaum yang lain. Akibatnya kampung itu kosong dan sepi, ditinggalkan penduduknya.

§ Rebo Kasan

Suatu istilah dalam bahasa sunda untuk menyebut hari rabu terakhir bulan Shafar. Kasan merupakan kependekan dari Wekasan atau Pungkasan yang artinya “ terakhir “. Hari rabu ini juga disebut “ Rabu Sial “ oleh beberapa kalangan muslim tertentu di Indonesia.

Keyakinan bahwa Rebo Kasan adalah hari naas, atau hari sial membuat mereka menahan diri bahkan dari kegiatan atau pekerjaan yang berharga atau penting, seperti pernikahan, perjalanan jauh dan sebagainya. Jika tetap melakukan, mereka berkeyakinan jika tetap melakukan hal tersebut akan tertimpa sial.

§ Shalat Li Daf’il Bala’

Shalat yang dikerjakan untuk menolak atau mencegah bala. Shalat ini seringkali dilakukan di hari rabu terakhir bulan shafar yang dibarengi tradisi-tradisi masyarakat muslim lokal. Tata cara shalat ini diawali dengan niat “ Ushalli shalatan li daf’il bala lillahhi ta’ala “. Kemudian setelah membaca Fatihah, membaca surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlash 50 kali, Al-Falaq 1 kali, dan An-Nas 1 kali.

Shalat ini dilakukan di waktu dhuha sebanyak 4 rakaat 1 kali salam. Pendapat lain mengatakan 2 rakaat dengan bacaan yang berbeda.

§ Tasya-um

Merasa pesimistis, meramalkan akan mendapatkan kesialan, bencana, dan kemalangan dengan sesuatu yang tidak berdasar.

§ Thiyarah

Diambil dengan kata thairah (burung), maksudnya menerbangkan seekor burung apabila akan melakukan sesuatu atau ketika akan mengadakan perjalanan. Ini dilakukan oleh orang-orang Arab jahiliyah untuk mengetahui apakah dia akan tetap melakukan rencananya atau tidak. Jika burung yang diterbangkan itu terbang berbelok ke kanan, dia berkeyakinan bahwa akan mendapatkan keberuntungan, maka dilakukannyalah apa yang menjadi rencananya. Sebaliknya jika burung itu berbelok kea rah kiri, diyakini bahwa akan menemui kesialan, maka dibatalkannya rencananya. Keyakinan ini juga ditiadakan Islam.

Penegasan Rasulullah SAW tentang Berkhufarat di Bulan Shafar

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda ;

“ Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada kesialan karena burung, tidak ada hamah (kesialan karena burung hantu, atau hantu gentayangan yang menjadi burung karena tidak dibalaskan dendamnya), dan tidak ada shafar (bulan yang dianggap berisi kesialan). Larilah dari orang yang menderita penyakit kusta seperti larimu dari singa. “ (HR Bukhari dan Muslim).

Sumber : Majalah Al-Kisah No. 01/ 11 – 24 Januari 2010

1 komentar:

  1. Ketika Rasulullah Saw. menantang berbagai keyakinan bathil dan pemikiran rusak kaum musyrikin Mekkah dengan Islam, Beliau dan para Sahabat ra. menghadapi kesukaran dari tangan-tangan kuffar. Tapi Beliau menjalani berbagai kesulitan itu dengan keteguhan dan meneruskan pekerjaannya.

    BalasHapus